Posted on
A. Yang Disunnahkan
Dianjurkan/disunnahkan bagi orang yang berpuasa hal-hal berikut.
1. Makan sahur
Berdasarkan perintah beliau saw, Makan sahurlah kaliah karena sesungguhnya dalam sahur itu terdapat barokah [HR. Bukhari no. 1923 dan Muslim no. 1095]
Sahur dilakukan dengan
makan (atau minum), baik banyak atau sedikit, walaupun dengan seteguk
air. Waktu sahur yakni mulai dari setengah malam terakhir hingga fajar.
2. Mengakhirkan sahur
Berdasarkan hadits Zaid bin Tsabit r.a. bahwa dia berkata, “Kami sahur bersama Rasulullah saw kemudian kami langsung berdiri untuk shalat”. Kemudian aku bertanya, “Berapa lama waktu antara mulai makan sahur dengan shalat itu?”. Dia menjawab, “Sekitar membaca 50 ayat” [HR. Bukhari no. 575 dan Muslim no. 1097. Lafazhnya dari Muslim]
3. Menyegerakan berbuka
Dianjurkan bagi orang
yang puasa untuk menyegerakan berbuka tatkala masuk maghrib. Dari Sahl
bin Saad r.a. bahwa Nabi saw bersabda, “Akan senantiasa manusia dalam kebaikan tatkala mereka menyegerakan berbukanya” [HR. Bukhari no. 1957 dan Muslim no 1098]
4. Berbuka dengan ruthob (kurma basah)
Apabila tidak ada, bisa
dengan kurma kering; dengan jumlah ganjil. Apabilla tidak ada, bisa
dengan seteguk air. Hal ini berdasarkan hadits Anas r.a. ia berkata, “Adalah
Nabi saw apabila berbuka, beliau berbuka dengan kurma basah. Jika
tidak, dengan kurma kering. Atau Jika tidak, maka dengan meminum seteguk
air” [HR. Abu Dawud no. 2356 dan Tirmidzi no. 696]. Apabila ia
tidak punya satu pun untuk berbuka, maka niatnya dalam hati untuk
berbuka itu sudah cukup.
5. Berdoa ketika berbuka dan ketika berpuasa
Ini berdasarkan hadits, Ada
tiga orang yang doanya tidak akan ditolak, yakni orang yang berpuasa
hingga ia berbuka, pemimpin yang adil, dan orang yang terzhalimi 1
6. Memperbanyak sedekah, membaca Al Qur’an, memberi buka orang yang berpuasa, dan membiasakan amalan-amalan kebajikan
Dari Ibnu r.a.m. beliau berkata, “Adalah
Nabi saw orang yang paling dermawan dan beliau lebih dermawan lagi
ketika di bulan ramadhan sampai suatu ketika Jibril menemui beliau.
Jibril menemui beliau di setiap malam bulan ramadhan dan beliau membaca
Al Qur’an. Maka Rasulullah saw tatkala ditemui JIbril, kedermawanan
beliau dalam hal kebaikan melebihi angin yang bertiup kencang” [HR. Bukhari no. 6 dan Muslim no. 2308]
7. Bersungguh-sungguh dalam shalat malam
Terkhusus lagi di 10 malam terakhir bulan ramadhan. Dari Aisyah r.a.h. beliau berkata, “Apabila
memasuki 10 malam terakhir bulan ramadhan, Nabi saw mulai mengencangkan
sarungnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya” [HR. Bukhari no. 2024 dan Muslim no. 1174]
Juga berdasarkan keumuman hadits, “Barang siapa yang menegakan bulan ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” [HR. Muslim no. 759]
8. Berkata “aku sedang berpuasa” kepada orang yang mencelanya
Ini berdasarkan sabda beliau saw, “Jika
suatu hari salah seorang dari kalian berpuasa, maka janganlah membuat
kericuhan dan keributan. Apabila ada seseorang mencelanya, maka
hendaklah ia katakan ‘Aku sedang berpuasa’” [HR. Bukhari no. 1904 dan Muslim no. 1151. Lafazahnya dari Bukhari]
B. Yang Dimakruhkan
Dimakruhkan bagi orang puasa beberapa
perkara, yang mana perkara ini dapat mengakibatkan puasanya menjadi
jelek dan pahalanya berkurang.
1. Terlalu mantep dalam berkumur dan ber-itinsyaq9
Berdasarkan hadits, “Mantapkanlah dalam ber-istinsyaq kecuali ketika sedang berpuasa” 10
2. Mencium (istri) bagi tidak bisa mengendalikan syahwatnya
Ini berlaku bagi siapa
yang merasa dirinya tidak aman dengan hal tersebut. Oleh karenanya,
makruh bagi yang berpuasa untuk mencium istrinya atau budak wanitanya;
karena yang demikian ini dapat menyeretnya kepada sesuatu yang dapat
membatalkan puasanya, seperti berakibat keluarnya mani11 atau jima’ (berhubungan suami-istri).
Akan tetapi apabila ia
dapat mengamankan dirinya, maka tidak apa-apa; karena Nabi saw juga
pernah bercumbu (dengan istrinya) ketika beliau berpuasa. Aisyah r.a.
berkata, “Beliau adalah orang yang paling dapat menguasai kemuannya di antara kalian (yakni kemauannya untuk ber-jima’)” [HR. Bukhari no. 1927 dan Muslim no. 1106]
Demikian pula hendaknya
ia menjauhi segala sesuatu yang dapat merangsang dan menggerakkan
syahwatnya; seperti memandangi istrinya atau budak wanitanya, atau
dengan memikirkan hal-hal yang berkaitan dengan jima’. Semua itu dapat menyeretnya kepada keluarnya mani atau bahkan jima’.
3. Menelan dahak
Hal ini karena dahak
yang ditelan memiliki saluran ke perut dan dapat menambah kenyang.
Pemakruhan ini juga dimaksudkan untuk menghindari akibat buruk dan
bahaya yang dihasilkan dari perbuatan ini.
4. Mencicipi masakan tanpa keperluan
Apabila memang perlu –
seperti seseorang yang memasak yang perlu mencicipi bumbu masakannya
atau yang semisal dengan itu, maka tidak apa-apa, asalkan berhati-hati
jangan sampai tertelan.
0 comments:
Post a Comment